Solusi Teknologi Informasi (TI), cloud computing, kini mulai banyak diperbincangkan oleh pelaku bisnis, termasuk di Indonesia. Meski tengah populer, bukan berarti cloud computing dengan mudah diterima.
Diungkapkan National Technology Officer Microsoft Indonesia, Tony Seno Hartono, cloud computing sebenarnya akan jauh lebih menghemat operasional bisnis, dibandingkan memakai cara-cara tradisional di kalangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sayangnya, tidak semua UKM mengimplementasikan solusi cloud computing.
"UKM belum terlalu peduli terhadap TI, harus ada edukasi yang lebih banyak. Sehingga adopsi cloud computing di seluruh UKM masih membutuhkan jalan yang panjang," kata Tony dalam acara Peranan Komputasi Awan (Cloud) Dalam Memajukan Dunia Usaha" di Hotel Mulia, Selasa (20/5/2014).
Salah satu kendalanya adalah faktor usia. Cloud computing, kata Seno, masih sulit diadopsi kalangan UKM yang dijalankan oleh pengusaha tua atau yang sudah sejak lama menjalankan usahanya. Biasanya mereka hanya menjalankan bisnis dengan cara-cara tradisional.
Berbeda dengan para pengusaha muda, yang lebih peduli dengan perkembangan teknologi. "Kendala usia menjadi salah satu faktor lambatnya adopsi teknologi, tapi anak muda biasanya mereka lebih melek TI," sambung Tony.
Faktor penghambat lain adalah soal keamanan. Tony tak menampik bahwa banyak pelaku UKM yang menanyakan keamanan data-data mereka jika menggunakan cloud computing. Untuk itu, edukasi dan pengalaman pengguna awal akan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan solusi tersebut.
Tony optimis, seiring waktu adopsi cloud di kalangan UKM akan semakin meningkat. "Tinggal menunggu waktu saja, dan juga sambil mereka (UKM) mencoba terlebih dahulu cloud ini," ungkapnya.