Banyak beredar pesan bernada peringatan di sosial media maupun aplikasi pesan instan yang menyebut bahwa aplikasi Talking Angela dijadikan sebagai senjata ampuh kaum pedofilia untuk mengincar anak-anak atau calon korbannya.
Menurut pantauan kami, beberapa akun sosial media tanpa ragu mengingatkan kepada para orangtua agar cermat memperhatikan perangkat gadget anak-anaknya, termasuk iPod, tablet, dan lainnya.
Pesan peringatan itu bertuliskan:
"Peringatan untuk semua orangtua dengan anak-anak yang memiliki perangkat elektronik seperti iPod, tablet, dll. Ada sebuah aplikasi bernama "Talking Angela". Aplikasi ini menanyai anak-anak pertanyaan pribadi, seperti nama, di mana mereka sekolah dan juga mengambil foto-foto mereka dengan cara menekan tombol hati di sudut kiri bawah layar perangkat tanpa menyadari bahwa informasi ini kemudian dipakai untuk penculikan dan pornografi anak. Silahkan diperiksa perangkat anak-anak untuk memastikan mereka tidak mempunyai atau men-download aplikasi ini. Tolong sebarkan pesan ini ke teman-teman dan orangtua lainnya."
Menurut artikel yang dimuat NBC News, pesan itu ternyata cuma hoax. Talking Angela, si kucing lucu yang bisa mengajak anak berkomunikasi, disebut sangat aman alias jauh dari kecurigaan yang sedang berkembang saat ini.
"Satu hal yang tak perlu Anda takutkan bahwa Talking Angela adalah benar-benar aplikasi untuk perangkat iOS dan Android yang tidak berbahaya dan itu telah menjadi sasaran proses penyebaran pesan hoax di Facebook," tulis NBC News.
Talking Angela mirip dengan aplikasi Talking Tom yang dirancang untuk menjadi interaktif - memungkinkan anak-anak berbicara dengan kucing animasi bernama Angela. Bahkan, aplikasi besutan OutFit7 ini memiliki fitur Child mode yang dirancang untuk meningkatkan privasi pengguna.
Kehebohan tentang aplikasi Talking Angela yang dituding sebagai alat kaum pedofilia sebelumnya sempat bergulir luas pada bulan Februari 2014. Menurut sebuah artikel berjudul `Why Not to Believe Talking Angela or Other Facebook Hoaxes`yang ditulis oleh Jill Scharr, Internet belakangan ini telah menjadi sumber begitu banyak ketakutan.
Tak hanya soal virus, malware atau pencurian data dengan metode phishing, dan bahkan sebuah aplikasi pun diolah di media sosial yang seakan-akan sangat membahayakan.