Isu penyadapan dan serangan cyber belakangan ini mendapat perhatian serius dari pemerintah di seluruh dunia. Meski Indonesia sudah punya tim pertahanan cyber, pemerintah merasa perlu membangun jejaring pertahanan cyber yang lebih luas.
Karena itulah Kementerian Pertahanan (Kemhan) menggelar kompetisi bertajuk "Cyber Defence Competition 2014", untuk 'mengasah' kemampuan anak bangsa yang terjun di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi, khususnya sekuriti.
"Saya harap dengan kegiatan ini nantinya di masa depan Indonesia akan mampu memiliki pasukan cyber," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Akademi Angkatan Laut (AAL), Bumimoro, Surabaya, Kamis (8/5/2014).
Purnomo menjelaskan, akhir-akhir ini kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan sejumlah negara untuk kepentingan perang asimetris. Bahkan, banyak yang meyakini saat ini dan di masa mendatang perang asimetris berpeluang terjadi dibanding perang konvensional yang mengandalkan kekuatan pasukan dan persenjataan militer.
Dengan adanya kompetisi ini para peserta diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pertahanan NKRI. Sebab, dampak kehancuran perang asimetris juga tak kalah dengan kehancuran perang konvensional.
"Bila kita tidak waspada dan tidak memanfaatkan teknologi pertahanan cyber, maka tidak menutup kemungkinan NKRI dapat dilumpuhkan dan dihancurkan dengan perang asimetris," imbuhnya.
Dengan nada tegas, Menhan yang menjabat sejak 22 Oktober 2009 itu menambahkan bahwa Indonesia harus memiliki kesiapan mengantisipasi terjadinya perang asimetris. Sebab, perang asimetris dapat terjadi setiap saat baik pada masa damai maupun pada masa perang.
Kompetisi ini diklaim tidak hanya sebatas kalah dan menang serta mencari juara saja, namun juga sebagai wadah menyalurkan kreatifitas dan upaya untuk menghimpun potensi SDM anak bangsa.
"Saya yakin, dengan SDM yang kita miliki, ke depannya kita akan mampu menpunyai pasukan cyber yang tidak kalah dengan negara lain," pungkasnya.
Adapun kompetisi yang mengusung tema "Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Memperkuat Ketahanan Siber Dalam Rangka Mendukung Sistem Pertahanan Negara" ini berlangsung mulai 8-9 Mei 2014, diikuti para pelajar berusia 13-18 tahun.
Dalam situs resmi Cyber Defence Competition disebutkan bahwa ada 4 (empat) jenis uji kompetensi yang dilakukan pada setiap tahapan kompetisi, yaitu:
1. Forensic, menguji kemampuan tim di dalam menangani dan menemukan bukti-bukti terjadinya serangan terhadap sistem yang dikelolanya.
2. Penetration Test, menguji kemampuan tim di dalam mencari dan menemukan celah keamanan pada sistem yang dikelolanya.
3. Computer Network Defence (CND), menguji kemampuan tim di dalam mempersiapkan sistem agar aman dan dapat mengamati, mencegah dan mempertahankan sistem yang dikelolanya dari setiap serangan.
4. Capture The Flag (CTF), menguji kemampuan tim di dalam upaya menembus perimeter keamanan sistem lawan dan menemukan data yang dilindungi.