Tak hanya ketika mengemudi, ternyata menggunakan ponsel sembari berjalan kaki juga sama bahayanya. Menurut data yang dirilis Departemen Kebakaran Tokyo, kecelakaan akibat penggunaan ponsel di Jepang terus meningkat.
Tercatat sekitar 36 orang mengalami cedera ketika berjalan kaki sembari menggunakan ponsel di tahun 2013, jumlah tersebut meningkat dari 23 orang di tahun 2010 lalu. Lebih lanjut dijelaskan, jenis kecelekaan yang kerap dialami oleh para pejalan kaki yang menggunakan ponsel adalah menabrak tembok dan tertabrak kendaraan ketika menyeberang.
Mayoritas pengguna mengalami kecelakaan saat melihat layar, apakah itu sedang mengetik atau membaca pesan. Sementara sebagian kecil lainnya mengalami kecelakaan ketika melakukan panggilan atau menerima telepon.
Salah satu kecelakaan yang paling fatal sempat terjadi pada Oktober 2013 lalu di kawasan Itabashi Ward. Seorang pria paruh baya diketahui menyeberang rel kereta dengan kepala tertunduk menggunakan ponsel, pada akhirnya ia pun meninggal akibat tertabrak kereta.
Sebelumnya, di bulan Maret 2013 seorang anak berumur 10 tahun terluka parah akibat terjatuh pada perlintasan kereta api karena terlalu asyik bermain game di ponselnya.
Dengan kondisi dan fakta yang ada di lapangan, Departemen Kebakaran Tokyo menarik kesimpulan bahwa layar sentuh ponsel dan berbagai fitur di dalamnya merupakan penyebab utama melonjaknya tingkat kecelakaan di Tokyo.
Berkerjasama dengan sejumlah pihak, termasuk operator seluler Docomo, mereka akhirnya merilis sebuah peringatan bernada menyindir yang berbunyi: "Menggunakan ponsel saat Anda berjalan sangatlah berbahaya. (Bahkan Anda pun tidak akan melihat peringatan ini)."
Peringatan itu pun dipasang dengan ukuran besar di berbagai tempat umum seperti di halte bus, stasiun kereta, taman, dan di trotoar jalan.
Senada dengan Departemen Kebakaran Tokyo, salah seorang senator di Perancis bernama Pierre Bernard-Reymond juga sempat menyatakan bahwa menyeberang jalan sambil menggunakan ponsel sama bahayanya dengan menggunakan ponsel ketika mengemudi.
Bahkan, sang senator menanggapi hal ini dengan sangat serius dan telah melayangkan sebuah permohonan resmi kepada Menteri Dalam Negeri Prancis, Manuel Valls, agar segera membuat payung hukum yang mengatur permasalahan ini.