Aktivitas rooting pada perangkat berbasis Android menjadi hal yang kontroversial sejak sistem operasi mobile besutan Google ini muncul pada tahun 2007. Banyak yang bilang kalau rooting merupakan aktivitas ilegal, namun tak sedikit orang yang mengatakan kalau ini legal dan sah-sah saja.
Pendiri komunitas ID-Android dan Gadtorade, Lucky Sebastian menegaskan bahwa aktivitas rooting di perangkat Android itu legal. Namun vendor atau pembuat smartphone memiliki kebijakan untuk menghapus jaminan garansi pada perangkat yang sudah menjalani proses rooting.
"Secara hukum, aktivitas rooting pada perangkat Android itu legal dan sah-sah saja. Namun semua itu dikembalikan pada putusan vendor, apakah garansi pada perangkat baru yang telah menjalani proses rooting itu gugur atau tidak," kata Lucky dalam bincang santai bersama tim Tekno Liputan6.com di Hotel Ibis Arcadia, Jakarta.
Lucky menuturkan, vendor berhak menghapus garansi perangkat yang masih berlaku karena proses rooting implikasinya berujung pada software terhadap penggunaan hardware yang mana dapat mengatur kernel dan sistem keamanan yang lebih dalam.
"Sama seperti aktivitas jailbreak pada perangkat iOS, secara hukum pengguna boleh melakukan rooting pada perangkat Android, tetapi secara hukum pula si vendor boleh menentukan apakah itu menjadi gagal garansi atau tidak," tambah Lucky.
Namun demikian, lanjut Lucky, ada beberapa vendor yang mengizinkan pengguna melakukan rooting dan tetap memberlakukan garansi, bahkan ketika proses rooting gagal yang membuat perangkat menjadi hang.
Bila sukses, proses rooting memungkinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi khusus yang tadinya tidak bisa dijalankan, atau bahkan mengakses program yang sebelumnya dinyatakan tidak dapat diakses. Selain itu, rooting juga kerap dimanfaatkan oleh pengguna untuk memfasilitasi update sistem operasi.
Lebih jelasnya, simak video wawancara di bawah ini.
.jpeg)
